TERNYATA TINTIN DAN JOKOWI MEMILIKI KESAMAAN

Joko Widodo(Jokowi) telah terpilih menjadi Presiden RI ke 7 selama 2 periode, yaitu Pemilu 2014 dan Pemilu 2019. Hal unik yang menarik perhatian saya adalah serial poster kampanye "Kisah Blusukan Jokowi", tepatnya yang viral pada kampanye Pemilu 2014 lalu ketika Pasangan Joko Widodo -  berkompetisi melawan rival politiknya Prabowo Subianto - Hatta Rajasa. Gambar poster kampanye tersebut begitu familiar dengan bacaan masa kecil saya, yaitu komik Kisah Petualangan Tintin.


Setelah saya amati lebih seksama, ternyata serial poster Kisah Blusukan Jokowi tersebut memang digambar dengan gaya "ligne Claire" alias "clear line". Gaya gambar yang dipopulerkan Herge(George Remi) tersebut secara teknis menggunakan garis tunggal tegas tanpa arsiran bayangan. Tidak seperti komik Amerika yang memberikan aksen arsir garis pada teknik penggambarannya. Pilihan lay out, ekspresi hingga pilihan warna poster tersebut benar-benar mirip beberapa cover gambar komik Tintin.

Ternyat dibalik gaya penggambaran tersebut memang ada filosofinya 

Karena tertarik untuk mengangkatnya menjadi topik penelitian, saya segera menghubungi artis penggambar poster ini, yaitu Hari Prasetyo yang bernaung di bawah Agensi biro iklan Berakar Komunikasi. Atas kebaikan beliau, saya diperkenankan berkunjung kantor mereka di Jakarta. Dan setelah berbincang-bincang, ternyata ada sejumlah alasan mengapa sosok Jokowi dianalogikan dengan karakter Tintin, yaitu:

1. Keduanya sama-sama suka blusukan, Tintin suka berpetualang ke berbagai negara, Jokowi sering  berpetualang dalam bentuk "blusukan" ke berbagai tempat.
2. Keduanya bisa diterima di semua kalangan, Tintin bersahabat dengan berbagai karakter dari Arab, China, Eropa, dan sebagainya, Jokowi diterima diberbagai ragam suku, ras, agama dan golongan di Indonesia.
3. Tintin bersifat sederhana dan suka membantu orang, Jokowi juga dikenal dengan sosok sederhana dan suka membantu orang.
4. Tintin berfokus pada solusi dan siap bekerja, Jokowi juga dikenal sering berfokus pada slogannya, "Kerja, kerja, kerja!"


Namun demikian Karakter Tintin adalah sosok fiktif yang berprofesi sebagai wartawan, imbangkah jika dianalogikan dengan sosok Jokowi sebagai pemimpin negara? Pertanyaan ini membuat saya menulis artikel yang akhirnya saya presentasikan di forum ICCIC di bali pada 2016 lalu, dan.... ya bagai pintu kemana saja, penelitian saya ini membawa saya untuk mengunjungi Bali pada 2016 lalu, Asiiiikkkkkk. Lebih detil tentang ini kalo kalian tertarik akan saya share di posting berikutnya.


Wawancara dengan Tim Agensi Berakar Komunikasi

Intinya, saya melihat bahwa komik tuh bukan sekedar bacaan anak-anak, tapi jika digarap serius bisa menjadi tools kampanye politik ampuh, yang gambarnya lucu dan unik, serta relatif bikin pembacanya happy. Oh ya, Hari Pras juga menyatakan bahwa gaya kampanye seperti ini dimaksudkan untuk mengimbangi begitu banyaknya smear campaign, fitnah dan kampanye negatif yang bermunculan di media sosial. Karena Hari Pras menonjolkan kekuatan dari si kandidat, dan sama sekali tidak menggambar kejelekan rivalnya.

DANIEL HOK LAY  




Comments

Popular Posts