MENCARI KEPUASAN SEJATI
" Tetapi kemudian kuteliti segala karyaku, dan juga segala jerih payahku untuk menyelesaikan karya-karya itu, maka sadarlah aku bahwa semuanya itu tak ada artinya. Usahaku itu sia-sia seperti mengejar angin saja.”
Pengkhotbah 2 : 11, Terjemahan Bahasa Indonesia Sehari-hari.
Ketika kelas 4 SD di tahun 1983, saya begitu takjub melihat seluruh koleksi komik Tintin terbitan INDIRA milik teman sekelas saya. Pikir saya, “betapa senang dan bangganya bisa punya dan pamer koleksi lengkap pada teman-teman saya”. Namun apa daya, dengan uang jajan Rp 50 perhari saat itu, butuh berapa lama untuk bisa mengoleksi 21 judul komik Tintin yang perbukunya seharga Rp.1650? Saya mencoba segala cara; menabung, berburu di pasar loak, barter dengan teman, hingga akhirnya ketika kelas 2 SMA, lengkaplah seluruh koleksi komik Tintin saya. Ada rasa puas di hati saya atas pencapaian tersebut, namun tidak bertahan lama. Sensasi ketakjuban yang saya alami ketika SD berangsur lenyap seiring bertambahnya usia saya. Kenikmatan memburu komik bekas dengan harga miring turut lenyap juga. Keterampilan menawar ke penjual juga menjadi mubazir, karena saya tak pernah lagi ke pasar loak.
Alexander The Great(Alexander III, 356 - 323 SM), sang penakluk berbagai kerajaan di dunia yang berhasrat besar untuk menjadi seperti dewa, pernah menangis di masa kejayaannya. Bukan karena kalah perang, kesakitan, ataupun menghadapi ketidaksetiaan dari sejumlah prajuritnya. Alexander menangis karena tidak ada lagi kerajaan ataupun wilayah untuk ditaklukkan. Seluruh wilayah sudah habis. Sejarawan Lucius Pultrach mencatat ucapan kefrustasian Alexander yang populer hingga sekarang; “There were no more worlds to conquer.” Seolah tujuan hidup Alexander lenyap bersama habisnya wilayah jajahannya. Segala pencapaiannya tak bisa mengisi kekosongan hatinya.
Aktor dan Komedian James Eugene Carrey(Jim Carrey) dengan segala pencapaiannya di dunia entertainment pernah berkata “ Saya pikir tiap orang harus menjadi kaya, terkenal, serta melakukan segala hal yang pernah mereka impikan, supaya mereka dapat melihat bahwa itu bukanlah jawabannya ”
Setelah saya menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat saya pribad di akhir kelas 3 SMA tahun 1992, saya mendengar kotbah tentang kepuasan sejati. Sang Pembicara berkata bahwa segala kenikmatan di dunia ini tidak akan bisa memberikan kita kepuasan. Lantas di manakah kita bisa mendapatkan kepuasan yang sejati? Pembicara itu mengutip;"Barangsiapa minum air ini(sumber kepuasan duniawi), ia akan haus lagi, tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya(sumber kepuasan dari Tuhan), ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal."Yohanes 4: 13-14.
Adakah di antara teman-teman netizen yang mengalami kehausan yang sama? Uang, pencapaiaan, hobi, jumlah followers di media sosial, bahkan banyaknya lokasi traveling yang kita kunjungi takkan memberi kita kepuasan. Hanya kepuasan dari Yesus yang sanggup mengisi kekosongan hati kita.
DANIEL HOK LAY
Referensi :-
- https://www.goodreads.com/author/quotes/329948.Jim_Carrey
- Buku The Madness of Alexander the Great: And the Myth of Military Genius, karangan Richard A Gabriel, halaman 121.
- Alkitab LAI- alkitab.sabda.org, terjemahan Bahasa Indonesia sehari-hari
- https://en.wikipedia.org/wiki/Jim_Carrey
- https://en.wikipedia.org/wiki/Alexander_the_Great
Comments
Post a Comment