KOMIK ADALAH “PINTU KEMANA SAJA”

APA KESAN PERTAMA YANG MUNCUL DI BENAK KITA KETIKA MENDENGAR KATA “KOMIK”? BUKU ANAK-ANAK YANG BERISI GAMBAR BERCERITA? BACAAN FIKSI KELAS RINGAN? ATAUKAH KARYA SENI  YANG MENGEKSPRESIKAN KEJENIUSAN PEMBUATNYA?


Gambar 1. “Pintu ke Mana Saja” dalam serial Doraemon
sumber: screenshot akun youtube Game Fanatic

Bagi saya, komik ibarat gadget milik tokoh kartun Doreaemon yang dinamakan “dokodemo-door” atau “Pintu ke Mana Saja”. Dalam komiknya, Doraemon(robot kucing dari masa depan) dikirim untuk membantu Nobita mengatasi segala kesulitannya. Gadget “Pintu ke Mana Saja” berfungsi sebagai semacam portal antar ruang dan waktu. Alat tersebut sanggup menghubungkan antar lokasi yang sangat jauh, bahkan menembus masa lalu dan masa depan.

Tokoh utama dari suatu komik telah membawa saya mengarungi berbagai tempat dan waktu sesuai imajinasi sang pengarang. Tintin karya Herge  telah membawa saya mengelilingi dunia, mulai dari Uni Sovyet, Afrika, Amerika, Negeri Tiongkok, bahkan hingga ke Bulan. KomikSuperman karya Jerry Siegel dan Joe Shuster telah membawa saya ke kota Metropolis, bahkan terus terbang hingga ke planet lain jauh di luar galaksi kita.

Gambar 2. adegan Tintin berjalan-jalan di bulan
sumber : en.tintin.com
Komik tidak hanya membawa manusia “ke mana saja” secara imajinatif. Secara fisik, mereka yang menggeluti komik(artist, penulis, publisher) telah dibawa ke “mana saja”(berbagai tempat) Oleh komik tersebut. Komik berjudul Cakrapolis telah membawa Andris Halim, sang kreator komik, masuk studio dan muncul di acara yang disiarkan Metro TV, MNC News, dan i-News. Bahkan menurut akun facebook-nya, komik Cakrapolis telah dipamerkan di Singapore, Frankfurt dan London.

Gambar 3. Screenshot akun laman Facebook Cakrapolis
Pada pilpres 2014 lalu, di sosial media muncul berbagai konten kampanye, mulai dari kampanye hitam, kampanye negatif, hingga muncul kampanye kreatif. Salah satu bentuk kampanye kreatif yang populer adalah serial kampanye berjudul Kisah Blusukan Jokowi. Serial Kisah Blusukan Jokowi adalah sebuah materi kampanye dalam bentuk gambar digital yang mendukung pencalonan Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon presiden RI pada pemilu 2014. Serial kampanye tersebut diviralkan melalui sosial media. Menurut Hari Prasetyo(Hari Prast) sang illustrator yang juga menjadi board member dari Agensi iklan Berakar Komunikasi, kisah blusukan Jokowi terinspirasi dari komik Tintin. Jokowi diidentikkan dengan karakter Tintin, karena keduanya memang memiliki banyak persamaan.
” Jokowi dan Tintin sama-sama suka blusukan, sama-sama problem solving oriented, suka menolong, dan diterima semua karangan” ujar Hari Prast dalam sebuah interview yang kami lakukan pada 2016 yang lalu.

Kisah blusukan Jokowi berhasil memenangkan penghargaan sebagai pemenang Shorty Awards untuk kategori Government and Politics yang diadakan di New York. Kemenangan ini telah membawa Hari Prast, Yoga Adhitrisna, dan Eko Harsoselanto terbang ke New York dan mengharumkan nama Indonesia di mata internasional.


Gambar 4. Screenshot interview tim Berakar Komunikasi oleh VOA
Contoh di atas adalah bukti bahwa komik bukan sekedar bacaan kelas dua. Buktinya, benar-benar bisa membawa kita “ke mana saja”, secara fisik maupun imajinatif. Saya pribadi belum sempat mempunyai karya. Tapi penelitian akademis tentang komik memungkinkan saya untuk bisa bertemu dengan komikus-komikius nasional yang berprestasi seperti terlihat di bawah ini. Moga-moga kehebatan mereka menular ke saya. Amien.

Gambar 5. Bersama Hari Prast, Yoga A, dan Eko H,
di kantor Berakar Komunikasi
sumber : dokumentasi Pribadi
Gambar 6 Bersama Ary Lesmana Tan, kreator Seraphim
sumber : dokumentasi Pribadi

Gambar 7 Mejeng bareng Marcelino Lefrandt sehabis Book signing
sumber : dokumentasi Pribadi


Gambar 8.  Selfie bareng Vivian Wijaya(Dr.Vee),

komikus yang tidak hanya cantik, tapi juga pintar dan ramah
sumber : dokumentasi Pribadi

Comments

Popular Posts